Featured Post

Featured

Teori Terbentuknya Alam Semesta

Asal mula terbentuknya alam semesta merupakan sebuah misteri yang sampai kini masih samar kebenarannya, atau dapat kita sebut sebaga...

Password Generator dengan Python

Password Generator dengan Python

 

Password generator adalah tool yang digunakan untuk mendapatkan password secara acak, bisa berisi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Tujuannya agar password kita tidak dengan mudah ditebak oleh seseorang yang memungkinkan sebagai peretas. Membuat password generator dengan menggunakan python mungkin bisa menjadi salah satu referensi anda untuk dijadikan eksperimen atau uji coba, terlebih bagi anda yang baru saja memulai belajar python. Langsung saja, berikut kodenya:

  
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
import os
import secrets
import string
 
while True:
    os.system('cls'# membersihkan layar
    print("""
    \t*---------------------------*
    \t+  ~ Password Generator ~   +
    \t|           v1.0            |
    \t*---------------------------*
    """)
 
    print("Berapa digit password?\n> ", end='')
    lenght = int(input())
 
    # ascii_letters = campuran huruf besar dan kecil.
    # digits = angka dari 0 - 9.
    # punctuation = simbol-simbol.
    alphabet = string.ascii_letters + string.digits + string.punctuation
    password = ''.join(secrets.choice(alphabet)
                       for i in range(lenght))  # length of password
    print(password)
 
    print("Ingin membuat password lagi? (Y/n): ", end='')
    new_pass = input()
 
    if new_pass.lower() == 'n':
        break
    elif new_pass.lower() == 'y':
        continue
    else:
        os.system('cls')
        print("Invalid input!\nProgram aborted.")
        break
 

  
import os
import secrets
import string

while True:
    os.system('cls')  # membersihkan layar
    print("""
    \t*---------------------------*
    \t+  ~ Password Generator ~   +
    \t|           v1.0            |
    \t*---------------------------*
    """)

    print("Berapa digit password?\n> ", end='')
    lenght = int(input())

    # ascii_letters = campuran huruf besar dan kecil.
    # digits = angka dari 0 - 9.
    # punctuation = simbol-simbol.
    alphabet = string.ascii_letters + string.digits + string.punctuation
    password = ''.join(secrets.choice(alphabet)
                       for i in range(lenght))  # length of password
    print(password)

    print("Ingin membuat password lagi? (Y/n): ", end='')
    new_pass = input()

    if new_pass.lower() == 'n':
        break
    elif new_pass.lower() == 'y':
        continue
    else:
        os.system('cls')
        print("Invalid input!\nProgram aborted.")
        break


Referensi :
Paralaks Bintang - Cara Menghitung Jarak Bintang Terdekat

Paralaks Bintang - Cara Menghitung Jarak Bintang Terdekat

Kita yang selalu merasakan pergantian siang dan malam setiap harinya, pasti tidak asing dengan yang namanya bintang. Sebuah benda langit yang diidentik dengan frasa 'indah', memang kecil, namun membentang luas di langit malam menghiasi semesta yang gelap dengan cahayanya. Sejatinya bintang yang kita lihat itu adalah Matahari, tetapi, karena jaraknya yang jauh kita sebut dengan Bintang. Nah, disini akan dibahas mengenai cara mengukur jarak bintang menggunakan metode Paralaks Bintang.

Sebelum masuk ke dalam perhitungan, kita perlu mengetahui apa itu paralaks dan satuan-satuan dalam Astronomi, atau bisa kita sebut sebagai AU (Astonomical Unit). Oke, kita mulai dari pengertian paralaks.

Pengertian paralaks

Paralaks merupakan perubahan kedudukan sudut dari dua titik diam, sifatnya relatif, pergeseran ini mengakibatkan perubahan background akibat perubahan posisi pengamat. Lebih mudahnya, simak ilustrasi di bawah ini :

Ilustrasi pengenalan paralaks dengan jari - [img1]
 
Angkatlah tangan anda dan acungkan jempol seperti gambar diatas, usahakan latar belakang anda adalah benda yang berdiri/tegak (tidak wajib, namun agar kita bisa lebih mudah mengetahui efek dari paralaks ini), misalnya lampu, dan gelas. Arahkan jempol anda ke objek tadi (benda), lalu tutuplah satu mata anda menggunakan tangan yang lain. Lakukanlah bergantian terhadap mata kanan dan kiri.

Apakah anda melihatnya?

Nah, ketika anda menutup mata kanan anda, kita sebut sebagai vipA (viewpoint A), dan saat anda menutup mata kiri anda, kita sebut sebagai vipB. Kira-kira seperti gambar berikut :

Posisi relatif tergantung pengamat - [img2]

Ketika anda menutup mata kiri anda, maka anda akan melihat background biru seperti gambar di atas, dan ketika anda menutup mata kanan anda, maka anda akan melihat background merah seperti gambar di atas. Jadi, itulah yang disebut paralaks, terjadi pergeseran (jempol) terhadap background.

Satuan Dalam Astronomi

Dalam astronomi, kita sudah pasti akan bertemu yang namanya AU, parsec, light year (ly), dan Angstrom. Hal yang tadi saya sebutkan, sejatinya adalah satuan jarak dalam astronomi, mungkin beberapa dari satuan jarak tadi sudah tidak asing di telinga kita, namun pernahkan anda mengetahui setiap nilai-nilai dari satuan jarak tersebut?. Kalau belum, mari kita pelajari bersama!

1. Astronomical Unit (AU)

Astronomical Unit (AU) atau dalam versi bahasa Indonesianya bisa disebut sebagai Satuan Astronomi (SA), AU ini adalah ukuran 1/2 sumbu panjang dari orbit lintasan Bumi mengedari Matahari. Jadi, bedakan antara definisi yang menyatakan bahwa AU adalah panjang lintasan Bumi ke Matahari. Seperti yang kita tau bahwa, bentuk orbital Bumi adalah elips, 
 
hal ini berarti akan ada suatu waktu disaat Bumi berada pada titik jauh matahari, dan di waktu lainnya akan berada pada titik dekat matahari. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran jarak. Pengukuran terakhir nilai AU pada 2012 adalah 149.597.870.700 m, atau bisa kita bulatkan menjadi 149.600.000.000 m, lebih mudah lagi, kita bisa bulatkan menjadi 150.000.000.000 m (150 juta km). Pembulatan ini hanya untuk mempermudah dalam proses perhitungan, maka 1 AU = 150 juta km.

2. Parsec

Parsec (paralax of one arc second), biasa di singkat dengan pc yang juga merupakan satuan jarak dalam astronomi. Disini, kita akan menggunakan metode paralaks trigonometri, yang berarti kita juga memakai satuan parsec. 
  • Dalam AU, 1 parsec = 206 264 AU.
  • Dalam meter, 1 parsec = 3,087 x 1016 m.
  • Dalam tahun cahaya, 1 parsec = 3,26 ly.
 
Untuk tambahan, paralaks juga mempunyai satuan sudut (diameter sudut). Sudut-sudut tersebut dinyatakan dalam; derajat, menit busur ('), dan detik busur (''). Berikut :
  • 1° = 60' = 3600'', dibaca 1 derajat = 60 menit busur = 3600 detik busur.
  • 1'' = 1/60' = 1/3600°
 

3. Light year (ly)

Seperti pada umumnya, kita mengetahui bahwa kecepatan cahaya (c) adalah 3 x 108 m/s yang dianggap oleh Einstein sebagai 'hal' tercepat di alam semesta, dan tidak ada yang bisa melebihi kecepatan cahaya.


Disini, kita tidak membahas mengenai kecepatan, tetapi jarak yang ditempuh oleh cahaya. Mengapa perlu menggunakan pengukuran jarak dengan menggunakan satuan ly?. Sejatinya, satuan ini digunakan untuk memperkecil angka pada hasil akhir, misalnya saja kita menghitung jarak tempuh cahaya dalam 1 tahun (disini saya memakai 365 hari). 

1 jam = 60 x 60 ~> 3600 s
1 hari = 24 x 3600 ~> 86400 s
1 tahun = 365 x 86400 s ~> 31536000 s

Sedangkan, cahaya saja melaju dengan kecepatan 300.000.000 m/s, iya 300.000.000 m/s!. Tinggal di kalikan deh selama 1 tahun. Enggak kebayang udah sampai mana tuh cahaya, hehe. Bila kita kalkulasi, maka cahaya tersebut telah menempuh jarak sejauh 9.461 x 1012 km.

Untuk satuan Angstrong, tidak dibahas dulu kali ini. Yang pasti, satuan Angstrong digunakan untuk mengukur panjang pada skala mikro, contohnya pada gelombang cahaya.

Menghitung Jarak Bintang Terdekat

Nah, disini kita akan menghitung jarak bintang terdekat menggunakan metode paralaks trigonometri, disini kita hanya perlu basic dari trigonometri saja. Mari kita mulai berkenalan dengan rumus umum paralaks!

p = tan α
p = d*/d

p yang merupakan paralaks bintang. Untuk lebih jelasnya, kita lihat gambar di bawah ini :
Paralaks Bintang

Menggunakan rumus trigonometri, tan = depan/samping yang mana Bumi adalah sudutnya. Sehingga menghasilkan tan α = d*/d, dimana d* adalah jarak antara Matahari ke bintang yang tampak, dan d adalah panjang lintasan Bumi ke matahari (bernilai 1 AU). Rumus diatas juga dapat ditulis p = 1/d .
 
Cukup mudah kan ya.. Coba selesaikan soal-soal berikut :

1. Bintang X mempunyai jarak 6,52 tahun cahaya. Jika 1 pc memiliki nilai 3,26 tahun cahaya, hitunglah paralaks bintangnya!

2. Seorang observer di Bumi telah memperoleh hasil yang menunjukkan paralaks bintang A memiliki nilai 25'', maka tentukanlah jarak bintang A dengan Bumi!

Referensi :
Memento Mori - Sebuah Pengingat Akan Kematian

Memento Mori - Sebuah Pengingat Akan Kematian

Memento mori carpe diem, apakah kita selalu mengingat akan kematian kita? apakah kita sudah menjadi lebih baik setiap harinya?. Umum seperti yang kita tau, bahwa setiap makhluk hidup akan mengalami kematian. Namun, bagi spesies manusia yang dasarnya 'sosialis', sebuah bentuk kematian terbaik adalah dimana kita bisa membantu atau berguna (melakukan yang terbaik) bagi manusia lainnya sebelum kita tiada.
 
Memento mori itu sendiri berasal dari bahasa latin, yang bermakna "Ingatlah akan kematianmu" atau "Ingatlah untuk mati".
 
Disini saya mau cerita kok bisa nemu bahasan seperti ini. Bermula dari series anime Gundam 00 kalimat ini muncul, memento mori bukan hanya sebuah kalimat melainkan sebuah senjata nuklir yang diciptakan oleh Innovator untuk melawan para pemberontak (Katharon) dan Celestial Being yang ada di Bumi.
 
Disini terdapat beberapa tokoh yang harus diketahui, yaitu:  
  • Earth Federation Force (EFF) atau bisa kita sebut sebagai pihak Federasi Bumi.
  • A-Laws, pasukan militer khusus yang ditugaskan oleh pihak Federasi untuk memberantas pemberontak, termasuk Katharon dan Celestial Being. 
  • Katharon, pemberontak yang ingin mengungkapkan 'kebusukan' dari pihak Federasi.
  • Celestial Being, sebuah organisasi yang diciptakan oleh Aeolia S yang tujuan utamanya adalah membuat perdamaian dengan menggunakan Gundam dan para Meister sebagai pilotnya.
  • Innovator, yang mengaku sebagai 'ras unggul' dan yang akan menciptakan kedamaian mutlak bagi umat manusia.
 
Politik dari seri Gundam 00 ini bisa dibilang 'ngambil' dari real life. Terdapat pembagian blok kekuasaan energi, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat disini. Bermula dari negara di Timur Tengah (Republik Krugis) yang mengalami peperangan dan ancaman terorisme yang menjadikan negara tersebut hancur dan banyak memakan korban. Tidak mengenal usia, baik tua, muda bahkan anak-anak ikut berperang demi keberlangsungan hidupnya.

Setsuna F Seisei at Republic of Krugis - liputan6

Namun, apakah dengan berperang perdamaian itu akan tercipta?. Setelah semuanya hancur dan orang yang kita kasihi telah tiada, apakah itu impas untuk ditukarkan dengan perdamaian?. Apakah ada perdamaian tanpa peperangan? lalu, cara yang seperti apa yang dipakai untuk mewujudnya?. Mungkin bisa dijawab sejenak ya, hehe ..
 
Saya akan memberikan pandangan saya mengenai pertanyaan diatas :
 

1 . Apakah dengan berperang, perdamaian akan tercipta? 

Ya, tentu saja bisa, tetapi perdamaian semacam itu tidak berjalan lama. Terkadang, manusia itu sulit untuk mengendalikan emosinya, ketika seorang kehilangan sesuatu yang berharga, mereka 'mungkin' juga kehilangan jalan kehidupan. Bahkan juga punya niatan untuk balas dendam, hal-hal kecil dari diri kita inilah yang sadar/tidak sadar telah mempengaruhi pola pikir kita. Disini kita akan mempunyai berbagai hasrat yang panas bagai kobaran api. 
 
Kita ambil contoh dari Perang Dunia I dan II, kita aplikasikan dengan pandangan saya (atau argumen anda saat menjawab pertanyaan diatas tadi).
 
Kalau memang perang bisa membuat perdamaian mutlak (tidak ada perang lagi), maka perang adalah solusi dari semuanya. Namun, didunia kita terdapat 2 sejarah perang yang selalu dikenang secara universal, hal ini membuktikan bahwa perang bukanlah jelmaan perdamaian mutlak. Sekarang, apakah peperangan merupakan perbuatan yang baik dan dapat dibenarkan?. 
 
Sebagai manusia, kita telah terikat oleh hukum universal dan biasa kita sebut dengan HAM, dan merebut hak orang lain merupakan sebuah pelanggaran terhadap HAM. Namun, bagaimana bila ada hak-hak kita yang diambil, tetapi orang yang mengambil hak kita itu mengancam akan membunuh kita?. Sejauh yang kita tau bahwa sebuah peraturan/hukum tidak bisa 'berjalan sendiri' menangkap para pelanggar hukum, maka dari itu yang harus menjadi Mata Hukum adalah kita, manusia. Bagaimana bila manusia tadi (saksi mata) mengetahui kebenaran tapi dia berpura-pura buta demi keselamatannya sendiri?.

Bisa dipastikan, bahwa yang namanya perdamaian hanya khayalan manusia yang sejatinya ingin hidup saling berdampingan. Namun, dikarenakan pemikiran dan suasana hati yang berbeda, spesies ini pada akhirnya saling berperang.

Memento mori was created by Innovator

2. Setelah semuanya hancur dan orang yang kita kasihi telah tiada, apakah itu impas untuk ditukarkan dengan perdamaian?

Bayangkan saja bila kita menjadi warga Bumi dan prajurit Katharon pada seri Gundam 00 ini, ada senjata berkekuatan nuklir yang kekuatan tembakannya seperti Photon Blaster Cannon yang berada di Low Orbital Ring dan siap ditembakkan kapanpun (dan kita tidak mengetahui hal ini) demi mengatasi pemberontakan, tidak peduli dampak yang akan dihasilkan setelah senjata itu ditembakkan.
 
Setelah membaca pandangan saya diatas, apakah masih pantas menukarkan sesuatu yang jelas-jelas berharga dengan sebuah ilusi dengan embel-embel perdamaian?. Terkadang kehilangan sosok yang kita sayangi melalui tangan orang lain itu lebih menyakitkan daripada takdir yang telah memanggil.

3. Apakah ada perdamaian tanpa peperangan? lalu, cara yang seperti apa yang dipakai untuk mewujudkannya?

Mungkin untuk sekarang, saya menganggap perdamaian itu masih sebuah khayalan. Mengingat sifat manusia yang selalu berubah-ubah yang menjadikan frasa 'damai' itu ambigu, dan mungkin kelak di masa depan akan ada peperangan lagi, entah itu Cyber weapons atau fisik seperti PD 1&2. Namun, semoga itu semua tidak terjadi dan apa yang saya tulis ini adalah sebuah kesalahan.
 
Sejatinya, memento mori merupakan ajakan untuk selalu berbuat baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Buat hidup ini bermakna dan rasakanlah rasa senang membantu sesama. Cintailah alam sebagaimana kita cinta diri kita sendiri ataupun orang yang kita cintai. 

Bekerja untuk diri sendiri dan orang lain

Jadikan hidup ini berharga bagai hembusan nafas yang kita hirup melalui hidung kita, yang selalu membuat jantung kita bertetak. Lakukan apapun sebaik mungkin, seolah-olah kita akan mati besok. Junjung tinggi nilai kemanusiaan, moralitas, dan respect.

Mengingat bila kita meninggal kita tidak mempunyai apapun dan tidak bersama siapapun, kita ini sendirian terkubur didalam tanah.

Referensi:
Cara Menghitung Umur Alam Semesta

Cara Menghitung Umur Alam Semesta

 

Mungkin banyak diantara kita yang penasaran, bagaimana para ilmuwan bisa menemukan cara menghitung umur alam semesta yang bila mana kita memikirkannya, pasti jawabannya 'nggak tau kapan'. Hebatnya manusia adalah selalu membuat prediksi, lalu diperkuat dengan perhitungan matematis, lalu di observasi, dan jadilah fakta. Maka, berbanggalah kita terlahir sebagai manusia.

Dalam tulisan ini, kita akan menghitung umur alam semesta menggunakan hukum Hubble dan titik acuannya adalah Big Bang. Disini, kita bisa mengira-ngira/membuat prediksi umur alam semesta dengan melihat kecepatan galaksi yang menjauhi satu sama lain.
 
img1: Contoh diagram velocity/distance (galaxies)

Bila ekspansi alam semesta benar-benar terjadi, maka kita bisa mengamatinya dari pergerakan galaksi. Melalui gambar diatas, semuanya bermula dari keadaan yang sama (satu). Setelah terjadinya Big Bang, semuanya berhamburan diruang angkasa dan semuanya bergerak (memiliki kecepatan akibat dorongan dari ledakan) menjauhi satu sama lain.
 
Dalam diagram diatas, kita melihat dot—titik-titik hitam (anggap saja sebuah galaksi) yang mana persatuan waktu mengalami peningkatan kecepatan dan perluasan jarak. Ini menandakan, bahwa alam semesta kita masih baru/muda. Anggaplah bila alam semesta kita ini sudah tua, pasti setiap galaksi itu sudah saling menjauh, atau bahkan sudah tidak bisa teramati oleh teleskop biasa.
 
Dengan mengamati pergerakan atau lama (rentang waktu) galaksi yang saling menjauhi, kita akan mendapatkan awal waktu (t) dimana ekspansi tersebut dimulai. Dan dengan mengetahui waktu tersebut kita bisa membuat pekiraan umur alam semesta.
 
Untuk menghitung umur alam semesta, perlu diketahui rumus hukum Hubble :
 
v = H0 D

Dengan v adalah kecepatan ekspansi, H0 merupakan konstanta Hubble, dan D adalah jarak antara kedua galaksi (galaksi - observer). Nilai konstanta Hubble saat ini adalah 72.1 ± 2.0 km s-1/Mpc. Nilai tersebut didapatkan melalui pengukuran Hubble Space Telescope and Gaia EDR3, yang teramati pada 16 Desember 2020. Untuk mempermudah perhitungan, anggap saja Hubble Constant bernilai 72.

Sama pada umumnya, untuk menghitung waktu dapat menggunakan rumus t = D / v. Nah, karena waktu—dalam artian lain 'usia' sudah ditemukan. Tinggal dimasukin deh :
 
t = D / v
t = D / (H0 D)
t = 1 / H0
t = 1 / 72 km s-1/Mpc
 
Nah, disini kita konversikan dulu satuannya. Dalam astronomi, Mpc merupakan singkatan Megaparsec, 1 Mpc = 3.08 x 1019 km. Tinggal kita bagi antara 72 km s-1 / 3.08 x 1019 km, maka didapatkan hasil 2.34 x 10-18 s-1. Kita lanjut lagi :

t = 1 / 2.34 x 10-18 s-1
t = 4.3 x 1017 s-1 
 
Jadi, umur alam semesta kita sekarang ini adalah 4.3 x 1017 s-1. Atau, bila dinyatakan dalam tahun :

1 tahun (365 x 24 x 60 x 60) = 3.15 x 107 s

t = (4.3 / 3.15) x 10(17-7)
t = 13.6 billion years old

Maka, kita dapatkan umur alam semesta berkisar 13.6 miliar tahun.

Referensi :
  • Hubble's law 
  • img1 credit : https://www.pnas.org/content/112/11/3173
Fluktuasi Kuantum dan Terciptanya Alam Semesta

Fluktuasi Kuantum dan Terciptanya Alam Semesta


Dalam membahas terciptanya alam semesta, tidak selalu mengenai penciptaan. Ada kalanya kita harus melihat dari kacamata sains dan mengenalkan apa yang dimaksud probabilitas atau kemungkinan. Karena alam semesta itu dinamis, kemungkinan apapun bisa terjadi termasuk alam semesta ada karena spontanitas. 
 
Bila saya bertanya "Mungkinkah alam semesta terjadi dengan sendirinya?", jawabannya "Ya, mungkin saja". Disini saya juga tidak memaksakan kepercayaan masing-masing, semua bebas memilih apa yang layak untuk diyakini, diambil positifnya aja ya.
 
Saya berkata demikian bukan tanpa alasan yang logis dan jelas, melainkan jika melihat probabilitas alam semesta, itu semua mungkin dan bisa terjadi. Namun, itu semua kembali kepada keyakinan masing-masing dalam memandang alam semesta yang maha luas ini. Melalui tulisan ini, saya hanya memberikan bukti bahwa alam semesta itu bisa terjadi dengan sendirinya—spontan. 
 
Seperti yang kita ketahui bahwa alam semesta bermula dari ledakan besar atau Big Bang, inflasi ruang dan waktu sekitar 13,8 milyar tahun lalu. Setelahnya, alam semesta itu hanya dipenuhi dengan materi, anti-materi, dan radiasi dan akhirnya mendingin dan terus berekspansi seperti sekarang ini. 
 
Tapi, ada fase dimana alam semesta itu diisi oleh energi vakum, energi yang melekat pada struktur ruang alam semesta itu sendiri. Namun, bila dipikirkan lagi, Big Bang lah yang memunculkan alam semesta—alam semesta muncul dari Big Bang. Maka, apa penyebab terjadinya Big Bang?.
 
Menurut para fisikawan, Big Bang itu bisa muncul secara probabilistik, secara acak, muncul dengan sendirinya—spontan melalui fluktuasi kuantum ataupun keruntuhan singularitas. Big Bang merupakan permulaan waktu, munculnya ruang serta terciptanya materi dan energi. 
 
Banyak diantara kita yang menanyakan "Ada apa sebelum Big Bang?", dengan Big Bang merupakan permulaan waktu yang berarti t=0, sama artinya dengan kita menanyakan "Ada apa sebelum t=0?". Jadi, bisa dibilang pertanyaan tersebut tidak bermakna. 
 
Sebagian fisikawan menduga (berhipotesis) bahwa Big Bang merupakan awal mula alam semesta, namun bukan titik permulaan ruang-waktu. Ruang-waktu itu sendiri akan selalu ada dalam bentuk fluktuasi pada level kuantum, sering disebut juga dengan fluktuasi kuantum.

Fluktuasi kuantum - gif: wikipedia
 
Secara umum, setiap sesuatu yang 'ada' membutuhkan kondisi awal, disisi lain bisa juga kondisi awal tersebut tidak diketahui dikarenakan tidak memiliki penjelasan—tidak lengkap tentang apa (bagaimana, bentuk) kondisi awal tersebut.
 
Hanya beberapa teori yang menjelaskan mengenai fluktuasi kuantum sebagai awal mula terciptanya alam semesta dari ketiadaan. Melalui paper milik Dongshan He, Dongfen Gao, Qing-yu Cai yang berjudul "Spontaneous creation of the universe from nothing", yang menjelaskan bahwa sebuah ketiadaan bisa menghasilkan sesuatu yang ada—exist. Berikut link paper sekaligus perhitungan matematis.

Hal yang sama dilakukan pula oleh Tryon, yang beranggapan bahwa alam semesta kita ini terbentuk secara spontan dari ketiadaan (spontaeous created from nothing 'ex nihilo'). Atau bisa kita sebut dengan CEN (Creatio ex Nihilo).

Untuk menjelaskan teori CEN ini, sudah ada route-line (gambar dibawah) yang mulanya terdiri dari 2 baris. Baris pertama mengidentifikasi (dan menggunakan) teori Big Bang sebagai permulaan alam semesta. Sedangkan pada baris kedua, terdapat teori CEN dengan ketiadaannya (nihil).

Sama halnya seperti CEN, kita tidak mengetahui bagaimana Big Bang ini terjadi—dimulai dari keadaan yang tidak diketahui. Lalu disusul dengan Big Crunch dengan kondisi awal yang panas dan sangat padat, dengan akhir keruntuhan singularitas.

Skema CEN - credit: sciencedirect.com
 
Disisi lain, CEN, berasumsi bahwa dari ketiadaan (nothingness) tersebut dapat menghasilkan sebuah 'informasi' yang dijelaskan melalui SSB (Spontaneous Symmetry Breaking). Setelah informasi ini terbentuk, maka disusunlah skema di atas sebagai contoh untuk menggabungkan CEN dengan Big Bang.
 
Pada gambar di atas terdapat dua titik temu, satu pada titik A dan satunya lagi pada titik B. Apa perbedaannya?.

Bila ditinjau dari titik titik A, keduanya akan bergabung melalui konversi 'informasi' ke energi (ledakan Big Bang). Bila ditinjau dari pada titik B (tanpa melewati titik A), atau dapat dikatakan sebagai alternatif atau jalan lain yang mana dalam keadaan ini munculah gaya dan dynamicity secara alami. Setelah salah satu dari kedua titik penggabungan (baik di titik A ataupun B), alam semesta akan berlanjut atau continue mengikuti model dari teori Big Bang.
 
  • Permulaan Alam Semesta
Jika menganut pada teori CEN, "In the beginning there was nothing". Pada mulanya itu tidak ada apa-apa, baik itu materi, ataupun energi. Kondisi ini awalnya dianggap sebagai statis (tidak ada entropi). Jadi, bagimana alam semesta bisa 'ada' dari 'ketiadaan'?, bila memang benar alam semesta bermula akibat fluktuasi kuantum, bagaimana fluktuasi kuatum ini bisa 'ada' dalam 'ketiadaan'?.

Sekali lagi (mengulang pernyataan sebelumnya), untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas kita harus memundurkan waktu dimana alam semesta belum dipenuhi oleh partikel, antipartikel, dan radiasi—sebelum mendingin dan mengembang seperti sekarang ini. Ada masa dimana alam semesta hanya diisi oleh energi vakum, energi yang melekat pada struktur ruang, bisa dibilang sebagai 'energi bawaan'.
 
Inflasi semesta - credit: guidetothecosmos.com

Selanjutnya, alam semesta berinflasi kurang dari 1s atau sekitar 10-36s. Dengan mengembangnya alam semesta secara eksponensial (tiba-tiba) kita bisa memperkirakan atau menentukan laju ekspansi alam semesta, karena setiap detik partikel yang ada di ruang vakum saling bergerak satu sama lain, dengan begini kita akan mendapatkan alam semesta yang teramati (Observable Universe).
 
Observable universe - by Andrew Z. Colvin -Wiki
 
Dan pada saat inflasi ini berakhir, seluruh energi yang ada (melekat pada ruang angkasa) terbagi-bagi menjadi (seperti) materi, anti-materi, dan radiasi. Sehingga, alam semesta dapat terus mengembang mengikuti Model Standart Hukum Fisika seperti sekarang ini.
 
  • Quantum Foam
Sejatinya, alam semesta itu probabilistik dan tidak terduga, untuk memahaminya dibutuhkan ilmu yang memadai juga. Alam semesta tidak hanya diidentik dengan benda-benda yang berukuran besar, tetapi juga ada 'sesuatu' yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. 
 
Disinilah kuantum bekerja, quantum field yang bertanggung jawab atas inflasi alam semesta. Didalam persoalan kuantum, semuanya 'hampir' tidak bisa dipastikan keakuratannya (tidak pasti), karena selalu berubah-ubah setiap waktu. Nah, disinilah Fluktuasi Kuantum ada, melekat pada quantum field.
 
Fluktuasi kuantum ini ada pada skala subatomik—lebih kecil dari atom, fluktuasi kuantum ini memiliki partikel virtual, yaitu: partikel dan antipartikel yang keduanya bisa ada dalam waktu yang singkat, apabila mereka saling bertemu parikel-antipartikel ini akan saling menghilangkan satu sama lain (anihilisasi). Sama halnya dengan fluktuasi kuantum, bisa ada secara tiba-tiba dan menghilang secara tiba-tiba juga (dalam waktu yang singkat).

Quantum foam - credit: NASA.gov

Karena akibat dari fluktuasi kuantum juga memunculkan quantum foam, yang didalamnya terdapat gelembung dengan ukuran (setara dengan) skala Plank, yaitu 10-35m. Namun, karena masih tergolong false vacuum, terdapat kemungkinan dari adanya gelembung kuantum ini:
  1. Gelembung tersebut akan segera hilang.
  2. Gelembung tersebut akan terus membesar dan mengembang tanpa reverse process sehingga terbentuklah semesta.
Kalau kita meninjau dari paper milik Dongshan He dan kawan-kawannya, dengan menggunakan salah satu solusi persamaan Wheeler-DeWitt yang mengizinkan sebuah gelembung vakum yang muncul akan berpotensi membentuk alam semesta.
 
Dari salah satu solusi persamaan Wheel-DeWitt juga didapatkan fenomena diatas dapat terjadi pada jenis-jenis kurvatur alam semesta, baik itu model alam semesta terbuka, tertutup dan datar. Mereka juga menghitung sebuah variabel yang bernama quantum potential, pengaruhnya hampir mirip dengan Konstanta Kosmologi. 
 
Pengaruh seperti apa yang Konstanta Kosmlogi diberikan?. Pada awal terbentuknya alam semesta, materi mendominasi penyusun atas alam semesta itu sendiri, sehingga ekspansi alam semesta cenderung konstan. Namun, setelahnya alam semesta didominasi oleh Konstanta Kosmologi yang membuat alam semesta terus mengalami ekspansi secara eksponensial seperti sekarang. Dengan demikian, mereka bisa menghasilkan alam semesta yang stabil.
 
Ilustrasi quatum bubble - src: livescience.com
 
Dengan kata lain, potensial kuantum memberi 'kekuatan' untuk membuat gelembung tadi membesar dan berekspansi. Melalui salah satu solusi persamaan Wheel-DeWitt pula, juga menghasilkan true vacuum, dan dipadukan dengan quantum trajectory—De Broglie-Bohm theory yang membuahkan sebuah ide bahwa fluktuasi kuantum muncul secara probabilistik. Dan terus mengembang hingga ukuran tertentu, lalu berhenti berekspansi.
 
Jadi, alam semesta itu awalnya tidak benar-benar kosong atau berawal dari ketiadaan (nothingless), fluktuasi kuantum akan selalu ada bersamaan dengan ruang. Dengan meilhat Meninjau keberadaan fluktuasi kuantum dapat dibuktikan dengan persamaan dari Prinsip Ketidakpastian Heisenberg mengenai energi. 
 
Bila dilihat pada gambar ke-1 dengan mengurangi konstanta plank, h/2 dengan sebagai ketidakpastian energi yang berarti partikel berpeluang muncul, dan merupakan rentang waktu partikel tersebut ada sebelum menghilang. berpengaruh pada lama waktu partikel tersebut bisa ada, bila energi yang dimiliki cukup besar, maka rentang waktu partikel tersebut juga semakin lama dan begitu pula sebaliknya. Untuk h/2, dengan nilai h = 1.054 x 10-34 m2kg/s * 1/2, sudah bisa dipastikan bahwa hasilnya pasti sangat kecil. Nah, dengan demikian ukuran-'nya' tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, atau bisa kita anggap bahwa "sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada". Sama seperti dunia kuantum ini.
 
Referensi :
Belajar Python - Parameter argv [Bagian 8]

Belajar Python - Parameter argv [Bagian 8]


Parameter argv, arg yang berarti argumen, dan v adalah variabel. Sederhananya, paremeter argv memiliki fungsi untuk membuat 'argumen' diluar script masuk menjadi output.
 
Untuk memanggil parameter argv, kita memerlukan perintah from sys import argv. Kita bisa menyebut sys sebagai sebuah fungsi-fungsi, atau bisa kita anggap sebagai paket. Seperti pada umumnya, sebuah paket pasti memiliki isi.
 
import berfungsi untuk memanggil sebuah fungsi, artinya didalam paket tersebut sudah tersedia apa yang kita pesan sebelumnya dan import ini bertugas untuk membuka paket, paket apa yang kita butuhkan?. argv. 
 
Demikianlah cara kerja perintah from sys import paket. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai parameter argv, gimana modelnya?. Simak kode berikut :
 
1
2
3
4
5
6
7
8
from sys import argv
 
script, var1, var2, var3 = argv
 
print("Hallo, aku adalah:", script)
print("Hallo, aku adalah:", var1)
print("Hallo, aku adalah:", var2)
print("Hallo, aku adalah:", var3)
 
 
Perlu diperhatikan!, untuk menjalankan perintah baik di cmd atau terminal lihat gambar dibawah ini.
 
Masukan argumen sebanyak variabel yg dibuat.
 
Setiap variabel yang ada didalam kode kita terhubung dengan argumen yang kita buat ketika menjalankannya. Contohnya saja, pada line-5 telah saya namai sebagai 'script'. Namun, setelah dijalankan berubah menjadi ex.py.
 
Berikut urutannya, ex.py mewakili variabel script, sayur mewakili var1, buah mewakili var2, dan susu mewakili var3. Kita menulis argumen sebanyak kita menulis variabel, bila argumen berlebih, akan mengalami error. Sebaliknya, bila variabel berlebih dan kekurangan argumen, akan terjadi error juga.

Lebih banyak lagi mengenai parameter argv, kita akan memadukan dengan user input dan metode format. Berikut kodenya :
 
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
from sys import argv
 
script, nama_kamu = argv
prompt = '> '
 
print(f"Hallo {nama_kamu}, perkenalkan namaku {script}")
print("Senang bisa bertemu disini :>")
print(f"{nama_kamu}, bolehkah aku memberimu beberapa pertanyaan? (Y/n)")
jawab = input(prompt)
while jawab == 'Y':
    if jawab == 'y':
        continue
    print(f"Kamu tinggal dimana {nama_kamu}?")
    alamat = input(prompt)
    print("Kamu berumur berapa?")
    umur = input(prompt)
    print(f"Apakah kamu menyukai belajar pemrograman {nama_kamu}?")
    suka = input(prompt)
 
    print(f"""
    Cukup segitu aja ya pertanyaan dariku :>
    Kesimpulannya, kamu tinggal di {alamat}.
    Kamu berumur {umur} tahun.
    Dan kamu mengatakan {suka} pada pertanyaan ke-3.
    """)
    break
else:
    print("Sampai Jumpa")
 
 
Kode diatas hanya dapat diisi dengan dua argumen, perlu diperhatikan agar tidak mengalami error saat menjalankan kode tersebut. Pada line-4, saya menuliskan prompt='> '. Fungsinya untuk apa?. Prompt disini hanya bertindak sebagai varibel, prompt yang kita kenal selama ini adalah command prompt (cmd), bahkan terminal (pada linux). Prompt disini hanya sebagai 'pemanis' untuk mengidentikan input kode.

pada line-8, saya memberikan pilihan Y/n untuk kamu memutuskan ingin menjawab beberapa pertanyaan dari saya atau tidak, kalau kita pilih Y akan muncul 3 pertanyaan yang perlu dijawab. Bila kita memilih n, akan keluar output "Sampai Jumpa".

While merupakan salah satu perintah perulangan, sedikit berbeda dengan if/else. Dengan memakai while, kita bisa memanggunkan perintah continue. Sama seperti terjemahannya, continue bertugas untuk meneruskan atau melanjutkan.
 
Sedangkan untuk break, yang berfungsi untuk mengakhiri atau memberhentikan perulangan. Bila kode diatas tidak ditambahi dengan break, mungkin bisa bereksperimen sendiri untuk membuktikannya.

  • Read Files
Hal lain yang dapat dilakukan dengan parameter argv adalah membaca sebuah file, membaca seperti apa yang dimaksud?. Agar mempermudah pemahaman mengenai read files dalam python, simak kode berikut :
 
1
2
3
4
5
6
7
8
9
from sys import argv
 
script, file_percobaan = argv
 
txt = open(file_percobaan)
 
print(f"Ini adalah file milikmu, namanya {file_percobaan} :")
print(txt.read())
txt.close()
 
 
Disini kita membutuhkan 2 file. Misalnya, saya memiliki file contoh.py dan tes.txt yang ada dalam satu folder yang sama, nantinya akan saya gunakan sebagai argumen. Kita copy kode diatas ke contoh.py dan untuk tes.text kalian bebas menulis apapun. Dan coba kalian jalankan kode tersebut.

Line ke-5, txt = open(). txt bertindak sebagai variabel, sedangkan open() merupakan perintah yang digunakan untuk membuka (file) target.

Pada line-8, perintah print akan menampilkan output dari variabel txt dalam mode 'baca', artinya kita tidak bisa mengubah, ataupun mengedit file tersebut. Dan di line-9 close() bertugas untuk menutup file yang telah kita baca.

Berikut hasil yang saya dapatkan setelah menjalankan kode diatas :
Running script
 
$ python contoh.py tes.txt
 
Ini adalah file milikmu, namanya tes.txt :
Hallo, aku adalah file percobaan :)
Namaku adalah tes.txt
Sekarang kita telah belajar cara membaca file dengan python.
Keep it up :>
 
 
Kita juga bisa menambahkan atau melanjutkan kode diatas, berikut kode lanjutannya :
 
11
12
13
14
15
16
17
print("Tuliskan kembali nama file milikmu :")
# Angka 2 hanya petunjuk perulangan
file_percobaan2 = input('> ')
 
txt2 = open(file_percobaan2)
print(txt2.read())
txt2.close()
 
 
Dan dibawah ini merupakan output keseluruhan :
Running script
 
$ python contoh.py tes.txt
 
Ini adalah file milikmu, namanya tes.txt :
Hallo, aku adalah file percobaan :)
Namaku adalah tes.txt
Sekarang kita telah belajar cara membaca file dengan python.
Keep it up :>
 
Tuliskan kembali nama file milikmu :
> tes.txt
Hallo, aku adalah file percobaan :)
Namaku adalah tes.txt
Sekarang kita telah belajar cara membaca file dengan python.
Keep it up :>
 
 
Demikian sedikit pembahasan mengenai parameter argv pada bagian 8 ini, have a nice code!.
  
Incoming search terms :
  • belajar python
  • belajar pemrograman python
  • sys.argv
  • parameter argv
  • reading files
  • read files in python
Belajar Python - User Input [Bagian 7]

Belajar Python - User Input [Bagian 7]

Di dalam pemrograman, user input dikenal dengan perintah input(). Bisa diibaratkan terdapat sebuah soal yang diberikan oleh seorang guru, dengan contoh "Halo anak-anak, berapa nilai dari 1+1?". Yang artinya guru tersebut ingin meminta masukan—input (jawaban) dari kita. Setelahnya, jawaban dari masing-masing siswa akan dimasukan ke dalam variabel. Berikut contohnya :
 
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
# Misalnya terdapat 3 orang siswa
 
print("Berapa nilai dari 1+1?")
siswa1 = input()
siswa2 = input()
siswa3 = input()
 
# Kesimpulan
 
print(f"Jadi, jawaban dari Nisa adalah {siswa1}, dari Zeki {siswa2}, dan dari Lala {siswa3}.")
 
 
Kita hanya perlu memasukan jawaban kedalam input, dengan demikian variabel yang ada dalam kesimpulan akan mengikuti nilai yang kita masukan sebelumnya, dan jadilah sebuah kesimpulan.

Dalam penulisan input memiliki berbagai macam variasi, contohnya seperti kode diatas. Namun, kita hanya perlu menggantinya dengan urutan {var} = input("tulis disini"), berikut contohnya :
 
1
2
3
4
nama = input("Siapa nama kamu? ")
umur = input("Berapa umur kamu? ")
hobi = input("Apa hobi kamu? ")
no_wa = input("Berapa no.wa kamu? ")
 
 
Masih ada lagi versi lain dalam penulisan perintah input, yaitu :
 
1
2
3
4
5
6
print("Halo, gimana kabarmu?", end=' ')
jawab1 = input()
print("Kamu lagi ngapain?", end=' ')
jawab2 = input()
print("Oalah iya, makasih udah berbincang", end=' ')
jawab3 = input()
 
 
Yang membuat kode diatas berbeda hanya pada perintah end='', kira-kira fungsinya apa?. Perintah end='' ini sebenarnya sudah dijelaskan pada bagian 5, disini akan saya jelaskan dikit buat yang lupa atau belum tau.

end dalam artian luas berarti berakhir, namun tidak berlaku pada bahasa pemrograman python. Kita andaikan bila end ini bisa bicara, dia akan berkata "Aku bukanlah akhir, namun aku adalah penghubung (penyambung) line berikutnya".

Misalkan, kita hanya menjalankan line 1 dan 2, maka output-nya Halo, gimana kabarmu? [jawaban kamu]. Berbeda dengan kode-kode sebelumnya yang tidak ditambahi end='', hasil outputnya akan berada dibawah pertanyaan yang kita buat. Mungkin kamu bisa membandingkan sendiri.

  • If / Else Condition
Secara umum, If / Else bisa dijelaskan sebagai sebuah kondisi. Kita langsung lihat kodenya :
 
1
2
3
4
5
6
7
x = 10
 
if x == 10:
    print("Ini adalah angka 10")
else:
    print("Ini bukan angka 10")
print("Ini tidak termasuk bagian if / else.")
 
 
Misalkan kita memiliki variabel dengan nilai 10, lalu kita melakukan pengecekan terhadap variabel tersebut, bener nggak kalau nilai x = 10. Nah, disini kita menggunakan if / else. if (x == 10): Jika x bernilai 10, keluarkan output "ini adalah angka 10". Dan bila bukan, keluarkan "ini bukan angka 10".

Perlu diperhatikan penulisan if / else, setiap dan setelah kondisi if ataupun else harus dituliskan menjorok ke dalam (tap). Karena dengan menjorok ke dalam, akan menandakan bahwa kode 'ini' merupakan bagian dari kode 'itu'. Bila tidak menjorok ke dalam, bisa dipraktikan sendiri.

  • Elif (Else if)
Elif juga merupakan anggota dari if / else, untuk penjelasannya kita coba kode berikut :
 
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
a = 5
 
if (a == 2):
    print("Ini adalah 2")
elif (a == 3):
    print("Ini adalah 3")
elif (a == 4):
    print("Ini adalah 4")
elif (a == 5):
    print("Ini adalah 5")
else:
    print("null")
 
 
Konsep dari elif adalah meneruskan if bila nilai yang diminta tidak sesuai, misalnya saya sedang belajar. Saya belajar a, tetapi saya tidak suka a, saya ganti lagi belajar b, tidak suka juga, belajar c, tetap tidak suka juga. Terus seperti itu sampai ada yang cocok. 

Kita juga bisa membuat soal ataupun quiz dalam pemrograman python, contohnya dibawah ini :
 
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
# Contoh soal
 
print("""
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar.
Pilihlah jawaban terbaik!.
Sebagai contoh menjawab, gunakan huruf a atau A (tanpa titik).""")
 
prompt = '> '
 
print("Berapakah hasil dari 2x + x - 2?")
print("""
A. 4x - 2
B. 3x - 2
C. 3x - 1
D. x - 2""")
 
nilai = input(prompt)
 
if nilai == 'B':
    print("Anda benar!")
elif nilai == 'b':
    print("Anda benar!")
else:
    print("Maap salah")
 
 
Demikian pembahasan python kali ini, semoga bermanfaat dan have a nice code!.