Teori Terbentuknya Alam Semesta
Asal mula terbentuknya alam semesta merupakan sebuah misteri yang sampai kini masih samar kebenarannya, atau dapat kita sebut sebagai 'hipotesis' para ilmuan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai asal mula alam semesta. Lebih-lebih terdapat berita mengenai Bintang yang umurnya lebih tua dari alam semesta, "loh kok bisa'? bintangkan merupakan bagian dari alam semesta, ini kok ada bintangnya dulu baru alam semesta?". Terlepas dari itu semua, berikut penjelasan mengenai teori-teori terbentuknya alam semesta menurut sains.
Big Bang Theory atau biasa disebut dengan teori Big Bang (Model Ledakan Dahsyat), merupakan salah satu teori termasyhur dan banyak diyakini sebagai tonggak awal terbentuknya alam semesta. Monsignor Georges Henri Joseph Edouard Lemaitre atau biasa dikenal dengan Georges Lemaitre, merupakan orang pertama yang mengusulkan mengenai teori Big Bang namun waktu itu disebut dengan "hipotesis atom primeval".
Teori ini menjelaskan bahwa dulunya alam semesta merupakan sebuah padatan yang mempunyai suhu yang sangat tinggi dan bahkan tak terhingga, dan seiring dengan berjalannya waktu padatan tersebut menjadi lebih padat dan semakin panas. Hingga pada akhirnya meledak dan berdentum dengan sangat dahsyat, pada saat inilah energi yang terlepas dari ledakan tadi tersebar dan menjadi sebuah materi yang mengisi seluruh alam semesta hingga akhirnya berwujud seperti sekarang ini.
Teori ini menjelaskan bahwa dulunya alam semesta merupakan sebuah padatan yang mempunyai suhu yang sangat tinggi dan bahkan tak terhingga, dan seiring dengan berjalannya waktu padatan tersebut menjadi lebih padat dan semakin panas. Hingga pada akhirnya meledak dan berdentum dengan sangat dahsyat, pada saat inilah energi yang terlepas dari ledakan tadi tersebar dan menjadi sebuah materi yang mengisi seluruh alam semesta hingga akhirnya berwujud seperti sekarang ini.
Steady-state Theory atau bisa disebut dengan teori Keadaan Tetap, merupakan teori yang diusulkan oleh beberapa ahli astrofisika yaitu Sir Hermann Bondi,Fred Hoyle, dan Thomas Gold. Dalam teori Keadaan Tetap ini menjelaskan bahwa 'alam semesta tidak mempunyai awal dan akhir' yang artinya alam semesta ini selalu sama dan tidak berubah.
Dan juga akan terus-menerus menghasilkan materi-materi baru yang nantinya akan berubah menjadi galaksi, yang nantinya galaksi ini juga akan mengalami beberapa proses seperti halnya manusia yang tumbuh, menua, dan akhirnya mati.
Hal ini akan terus berulang karena adanya pembentukan materi-materi baru tadi. Dan dalam teori ini juga mengatakan bahwa alam semesta ini tidak terhingga luas dan umurnya. Oleh karena itu, model dari teori ini tidak memiliki 'penciptaan' saat awal dan tidak pula memiliki 'kehancuran' saat akhir.
Dan juga akan terus-menerus menghasilkan materi-materi baru yang nantinya akan berubah menjadi galaksi, yang nantinya galaksi ini juga akan mengalami beberapa proses seperti halnya manusia yang tumbuh, menua, dan akhirnya mati.
Hal ini akan terus berulang karena adanya pembentukan materi-materi baru tadi. Dan dalam teori ini juga mengatakan bahwa alam semesta ini tidak terhingga luas dan umurnya. Oleh karena itu, model dari teori ini tidak memiliki 'penciptaan' saat awal dan tidak pula memiliki 'kehancuran' saat akhir.
3. Nebula Theory
Nebula Theory atau bisa disebut sebagai teori Nebula yang pertama kali dicetuskan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734. Namun, karena teorinya yang belum sempurna. Immanuel Kant seorang filsuf besar Jerman pada tahun 1775 berhasil menyempurnakan teori tersebut dan disusul oleh Pierre Simon de Laplace pada tahun 1796 yang berhasil mengembangkannya secara independen. Dan alhasil, teori Nebula ini dikenal namanya sebagai teori 'Kant-Laplace'. Dalam teori tersebut,
Immanuel Kant berpendapat bahwa mulanya terdapat kabut gas panas yang luas dan tipis. Kabut gas tersebut berputar secara lambat dan sentripetal. Namun, lama-kelamaan massa jenis dari kabut tersebut menjadi sangat tinggi hingga membentuk sebuah inti.
Inti yang berada pada bagian tengah memiliki suhu yang sangat tinggi dan berpijar yang nantinya akan berubah menjadi Matahari. Sedangkan inti yang berada pada bagian tepi (luar) akan mengalami proses pendinginan yang nantinya berubah menjadi sebuah planet.
Pierre Laplace berpendapat bahwa asal mula alam semesta seperti halnya tata surya (solar system) yang diakibatkan oleh kabut panas yang berputar dengan cepat dan sentrifugal. Karena berputar dengan sangat cepat, sebagian materi dari gas tersebut terlempar kesekelilingnya, lalu berubah menjadi bentuk yang padat dibagian kutub-kutubnya dikarenakan efek tetap (memutar) dan melebar pada bagian equator-nya yang nantinya akan membentuk sebuah planet.
Sementara bagian yang ada (tidak terlempar) akan menjadi sebuah inti yang sangat panas yang nantinya akan membentuk sebuah Matahari. Model ini biasa disebut dengan Hipotesis Nebula.
Selanjutnya : Kenapa Bentuk Orbital Setiap Planet Elips?