Eksistensi Manusia Di Alam Semesta

Eksistensi Manusia Di Alam Semesta

Pada blog sebelumnya, saya sudah menulis mengenai Kosmologi sebagai Penerjemah Definisi Alam Semesta. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai Eksistensi manusia. Eksis, 'kamu kok eksis banget sich?, kemarin dipasar sekarang dialun-alun' merupakan kata yang sering kita dengar. Namun, apa arti kata eksis itu?.
 
 Eksis atau exist (Existence) berasal dari bahasa Inggris yang artinya ada-keberadaan. Kita hubungkan dengan judul pembahasan kita "Eksistensi manusia di alam semesta". Nah pasti sudah taukan maksudnya, disini saya menekankan kembali bahwa manusia adalah makhluk dengan sejuta pertanyaan, rasa haus akan keingintahuan mendorong manusia melangkah lebih jauh lagi guna menemukan jawaban atas pertanyaannya. 
 
Perlu diketahui bahwa, kehidupan ini penuh dengan konsekuensi, dan konsekuensi itu akan selalu ada disetiap langkah manusia, baik itu 'ya atau tidak', 'betul atau salah', 'kanan atau kiri', 'maju atau mundur' (antitesis). Semua itu tergantung cara kita dalam memilihnya.

Manusia menyadari eksistensinya, berarti dia telah sadar dan mau membuka mata dalam melihat dunia. Di zaman yang makin maju ini, banyak orang yang masih belum meyadari eksistensinya sebagai manusia. Eksistensi seperti apa yang dimaksud? dalam memaknai sebuah kehidupan, hendaknya seorang manusia membebaskan dirinya dari kefanaan terhadap apa yang ia kerjakan. 
 
Sering kita jumpai bahwa sebagian manusia mencari, melakukan 'hal' yang sia-sia (kesenangan sementara), sifat individualis, cuek terhadap keadaan. Pada esensinya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya, termasuk diantaranya adalah interaksi yang dilakukan oleh individu kepada individu lainnya yang independen, menguntungkan. Social society, ataupun komunitas dalam masyarakat merupakan salah satu cara untuk membuktikan eksistensi itu sendiri.

  • Manusia menunjukkan keberadaannya dengan penamaan
Melangkah jauh kedepan, pada kenyataannya manusia membuktikan eksistensi itu sendiri dengan 'penamaan'. Manusia selalu memberi nama terhadap apapun yang mereka anggap baru atau belum pernah ditemukan, baik itu planet, virus, benda, dan lainnya. Termasuk kepada sesama spesiesnya sendiri, nama itu sendiri dijadikan sebagai identitas untuk dikenali oleh lainnya, bila ia dikenali sama dengan ia memiliki sebuah jati diri. 
 
Dari jati diri ini akan melahirkan sebuah pengakuan, pengakuan disini akan menunjukan 'keberadaannya'. Menurut Penrose, kesadaran adalah konsekuensi alamiah dari sistem kompleks alam semesta yang diawali oleh kemunculan kehidupan secara alamiah. Kesadaran manusia selanjutnya membuat dirinya menemukan matematika, yang nantinya digunakan untuk memahami alam semesta dan juga eksistensinya (secara tidak langsung).

  • Keberadaan manusia di bumi
Eksistensi manusia telah digali sejak dulu oleh para filsuf, terlebih pada era Yunani. Sebelum membahas lebih jauh mengenai eksistensi manusia, kita gali dulu informasi mengenai manusia itu sendiri. Ilmu yang berkaitan erat atau boleh dibilang ilmu yang mempelajari manusia ialah Antropologi. Jika didalami lebih lanjut, kita akan merasa bahwa manusia itu rumit. 
 
Berbagai macam dugaan ataupun teori muncul bersamaan dengan keberadaannya. Ada yang mengatakan bahwa mulanya berasal dari Adam dan Hawa sebagai manusia pertama (lebih ke teologi), adapun ilmuwan yang mengatakan bahwa manusia ber-evolusi, lebih dikenal dengan Teori Evolusi.
 
Image src: Google
 
Dalam masyarakat yang terkenal adakah teori evolusi milik Charles Darwin. Bisa dibilang teori ini sangat nyentrik dan tak jarang pula mendapat kecaman dikalangan masyarakat, banyak yang beranggapan bahwa teori tersebut menjelaskan asal-usul manusia yang berevolusi dari kera.
 
Namun, pada kenyataannya dalam teori evolusi milik darwin itu tidak pernah mengatakan demikian!. Banyak orang yang salah paham (miskonsepsi) dalam memahami dan 'menangkap maksud' dari teori evolusi tadi. Pada dasarnya, hal yang harus diketahui bahwa manusia memang benar-benar berevolusi. Apakah kalian setuju?, kalau masih ragu mari kita buktikan dengan penjelasan singkat ini.
 
Image src: Google
 
Dalam teori evolusi, kita akan banyak 'bergelut' dengan biologi. Mulai dari pewarisan sifat (Genetika dan Hereditas), struktur DNA, seleksi alam, dll. Mungkin waktu masih SMP sudah disinggung mengenai pewarisan sifat dan sedikit mengenai DNA. Nah, mereka disini mempunyai peran masing-masing dalam proses evolusi makhluk hidup. 
Hukum Mendel
Dimulai dari pewarisan sifat (Genetika-Heredetas). Konsepnya hampir sama seperti pelajaran waktu SMP, ya. Dapat diibaratkan sebagai dua bunga yang bewarna ungu dan putih, perlu diketahui bahwa hukum mendel ini hampir sama dengan kita menggabungkan dua warna pada krayon. 
 
Maka berlaku varian yang paling kuat / dominan akan 'lebih banyak' memberikan pewarisan pada anaknya kelak, contohnya ketika kita punya krayon warna ungu dan putih, lalu kita ingin mengombinasikannya. Maka, krayon mana'kah yang lebih dominan warnanya?-sip, jawabannya adalah ungu.
DNA, RNA dan Kromosom
 
Selanjutnya, ada juga yang namanya DNA. Yang sering nonton TV pasti udah kepikiran'kan DNA itu seperti apa?, DNA adalah kumpulan benang-benang yang ada dalam kromosom, tugasnya adalah membawa informasi genetik. Kromosom itu sendiri apa?, kromosom adalah suatu tempat penyimpanan informasi genetik (DNA) yang memiliki bentuk seperti simpul tali. Nah, disini ada juga yang namanya RNA, berkat teknologi yang canggih sekarang bisa ditemukan strukturnya [A,G,C,T]

Seleksi alam, merupakan bagian dari teori evolusi yang menjelaskan bahwa spesies atau makhluk hidup yang tidak dapat/mampu beradaptasi dengan alam akan mengalami kepunahan. Seleksi alam dapat dibilang sebagai 'wujud peduli alam' kepada kita agar terus hidup. Seleksi tersebut terjadi karena terdapat interaksi antara lingkungan dan organisme yang hidup disana, walaupun seleksi alam ini berjalan lambat seiring dengan perkembangan evoulsi makhluk hidup. 
 
Sejatinya, evolusi bukanlah mengubah spesies menjadi lebih kuat, lebih besar, lebih pintar, dll. Tapi membuat spesies bisa bertahan dan memperbanyak diri di llingkungan tempat mereka hidup.
 
Berbicara tentang evolusi memang membutuhkan waktu yang panjang, banyak yang harus dipelajari lebih detil untuk menguasainya. Kita juga akan bertemu dengan mutasi genetik dan taksonomi makhluk hidup, disini saya hanya bisa menjelaskan sedikit mengenai itu.
 
Common Ancestor
 
Oh iya, nenek moyang kita bisa disebut dengan common ancestor atau bisa dengan singkatan LUCA. Ya, mereka adalah pendahulu kita, yang telah berevolusi bermiliar-an tahun lalu sehingga kita bisa ada sekarang. Bila kita mendalami lebih jauh, maka kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa semua yang ada di bumi adalah saudara kita, baik itu tumbuhan, hewan, dll. Kita hanyalah organisme yang 'kebetulan' mengembangkan dan menjadikan kita memiliki kecerdasan kognitif. Dan jangan pernah menyombongkan diri, kita menjadi Apex Predator cuma sebentar, kalah sama dinosaurus.

  • Manusia dan kesadaran
Kesadaran mungkin sudah menjadi hal yang lumrah dan pasti kita alami. Namun, apa hubungannya manusia dan kesadaran itu?. Kesadaran merupakan proses yang pertama untuk membuktikan eksistensinya. Sebelum ke eksistensi manusia dalam kesadaran, pernahkah kalian berpikir bahwa hidup itu hanya 'sekedar' sadar saja?, kita hidup karena kita sadar bahwa kita hidup? pernah nggak?
 
Kesadaran merupakan pokok dari kehidupan, bahkan juga salah satu hal yang paling berharga. Membangkitkan kesadaran merupakan langkah awal dalam memahami diri kita sendiri, kita menekankan pada diri kita sendiri bahwa kita itu manusia, bukan yang lain. 

Sejatinya, kesadaran itu ditentukan oleh manusia itu sendiri. Seperti yang saya tulis diatas, bahwa manusia memiliki banyak pilihan dalam kehidupannya. Pilihan itu berasal dari dirinya sendiri, kembali padanya sendiri, dan ditanggung olehnya sendiri. Mau kita sadar atau enggak itu tergantung dari pilihan kita, maukah kita membuka mata terhadap realitas yang ada?.

  • Pendekatan Teologi
Sekarang ini, pasti kita tidak luput dengan yang namanya 'Agama'. Ya, suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar umat manusia. Dari kepercayaan inilah banyak muncul mengenai penjelasan mengenai manusia, esensinya, dan eksistensinya. Dalam agama, tidak hanya sisi jasmani saja yang difokuskan, melainkan sisi rohani juga. Sisi rohani ini akan mendekatkan kita ke dalam 'dimensi spiritual' yang mana kita bertindak sebagai salah satu hamba 'Tuhan', dalam artian lain kita dapat memepelajari Filsafat Manusia.
 
Human Philosophy
 
Pendekatan teologi atau agama merupakan pendekatan yang didasarkan kepercayaan, ajaran terhadap spiritualitas dalam diri manusia, nenek moyang kita lah yang telah membawanya dengan beberapa cara, sehingga 'mudah diterima' oleh mansyarakat yang pada akhirnya berkembang pesat hingga saat ini. 
 
Bila kita membahas agama, pastilah mempunyai banyak nilai dan makna (filosofis) tentang kita (manusia). Mulai dari penciptaan, tujuan hidup, seruan untuk berbuat kebaikan dan 'taqwa' kepada pencipta kita. Di dalam agama, kita (manusia) dianggap sebagai ciptaan yang paling sempurna, itu dikarenakan kita memiliki akal. 
 
Agama tidak hanya bertindak sebagai 'penghubung' dengan Sang Pencipta, dalam hal lain dapat kita jumpai bahwa agama juga dapat sebagai sarana 'sosial' masyarakat dan juga penghubung dengan individu yang lain (kelompok masyarakat).

Jauh lebih dalam lagi, bila kita menggali mengenai eksistensi manusia dalam agama, kita pasti menemukan banyak sekali 'norma' yang 'mengikat' manusia. Menurut saya, norma tersebut menjadi 'pembatas' manusia dalam menjalani kehidupannya. Lebih umumnya lagi, norma yang saya maksud mirip dengan peraturan (sifatnya mengikat dan harus dipatuhi) sehingga hubungan dan tatanan manusia dalam social society akan tetap terjaga. Namun, tau kah kamu bila agama mengajarkan kita egois?. Terkadang pernyataan seperti itu agak nyentil di hati ya... yah, menurut saya memang seperti itu, kenapa?
 
Agama mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama, pernahkah kamu mendengar kalimat ini "apa yang kita tanam, itu lah yang kita panen". Nah, sudah jelas bukan bahwa apapun yang kita lakukan (berbuat baik / tidak) itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Seperti yang saya ketik sebelumnya, manusia manggung resikonya sendiri-sendiri yang nantinya akan dipertanggung jawabkan 'dihadapan Tuhan'.

Referensi :